Davai Karya Pratama Buka Kelas Kalibrasi Alat Ukur untuk Tingkatkan Kompetensi Teknisi

Kesalahan kalibrasi alat ukur kerap diabaikan, padahal berpotensi memicu kecelakaan kerja, kerugian finansial, hingga kegagalan proyek di sektor migas dan konstruksi. Menjawab tantangan ini, PT Davai Karya Pratama membuka kelas kalibrasi alat ukur berbasis standar internasional guna membangun kompetensi teknisi yang andal.

Baca juga: Davai Latih Teknisi Kalibrasi PT Sangga Butala Setu

“Kalibrasi bukan prosedur rutin, tapi fondasi utama keselamatan dan akurasi,” tegas M. Haryo Kusumo, instruktur senior di Davai Karya Pratama. Ia menegaskan bahwa 80% insiden lapangan bermula dari alat yang tidak terkalibrasi dengan benar.

Dampaknya signifikan: biaya tak terduga akibat kerusakan prematur, penundaan proyek hingga dua minggu untuk penggantian alat di lokasi terpencil, serta risiko denda atau pencabutan izin karena pelanggaran ISO 17025. “Satu insiden bisa merugikan Rp1–2 miliar,” ujarnya.

Kelas kalibrasi alat ukur ini dirancang dengan pendekatan 70% praktik langsung. Peserta berlatih menggunakan peralatan aktual seperti Hart Communicator, simulator tekanan tinggi, dan gas detector bump test kit. Metode blended learning menggabungkan modul digital dan simulasi lapangan untuk memperkuat pemahaman.

Program ini juga menjawab tuntutan regulasi terbaru, seperti Permenaker No. 18/2024 dan SKKNI Bidang Kalibrasi, yang mewajibkan sertifikasi teknisi. “Mulai 2026, teknisi tanpa sertifikasi tidak boleh menangani alat kritis,” tambah Haryo.

Hingga kini, 120 perusahaan telah mengikuti kelas ini. Hasilnya mencatatkan penurunan insiden terkait alat ukur hingga 92%, efisiensi biaya perawatan 40%, serta peningkatan skor audit mutu.

“Kami tidak hanya memenuhi regulasi, tapi menciptakan budaya keselamatan yang berkelanjutan,” pungkas Haryo.

Dengan pendekatan praktis dan berbasis kompetensi, kelas kalibrasi alat ukur dari Davai Karya Pratama menjadi solusi strategis bagi industri yang mengedepankan keandalan, keselamatan, dan kepatuhan.