
Kisah Nurhasnah,S.k.k.k di Dunia K3
Meskipun industri Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih didominasi laki-laki, Nurhasnah,S.K.K.K membuktikan bahwa perempuan mampu berprestasi di bidang ini.
“Tantangan terbesar justru datang dari persepsi bahwa K3 adalah dunia maskulin,” ujar profesional K3 yang kini fokus pada pengembangan pelatihan ini.
Menghadapi Bias Gender di Dunia K3

Sebagai perempuan di bidang K3, Nurhasnah sering menghadapi keraguan dari rekan kerja dan klien.
“Banyak yang secara tidak langsung meremehkan kemampuan teknis saya,” ungkapnya. Namun, melalui penguasaan materi yang mendalam dan pendekatan komunikasi yang efektif, ia berhasil membangun kredibilitas yang kuat.
Baca Juga: Pelatihan Operator Crane Pedestal Tingkatkan Keselamatan
Dengan semakin ketatnya implementasi UU Ketenagakerjaan, Nurhasnah melihat peluang emas untuk memperluas peran K3.
“Setiap perusahaan kini wajib memiliki sistem K3 yang baik. Ini saat tepat untuk menunjukkan bahwa perempuan punya kontribusi signifikan di bidang ini,” tegasnya.
Revolusi Pelatihan K3 Digital
Menyikapi perubahan zaman, Nurhasnah mengembangkan metode pelatihan hybrid yang menggabungkan webinar interaktif dengan praktik lapangan terbatas.
“Teknologi memungkinkan kita menjangkau lebih banyak peserta tanpa mengurangi kualitas materi,” jelas perempuan yang aktif di Asosiasi Profesi K3 ini.
Melalui komunitas Women in Safety, Nurhasnah aktif membimbing perempuan muda yang ingin berkarier di K3.
“Kami berbagi pengalaman dan strategi menghadapi tantangan khusus yang dihadapi perempuan di bidang ini,” paparnya.