
Penempatan APAR yang Tepat untuk Keselamatan
Penempatan alat pemadam api ringan (APAR) harus dilakukan dengan benar agar mudah ditemukan dan digunakan saat keadaan darurat.
Hal ini sangat penting untuk memastikan APAR dapat berfungsi optimal ketika dibutuhkan. Etria Fatrina, trainer K3 di PT Davai Karya Pratama.
Menjelaskan bahwa penempatan APAR yang tepat juga menjaga kondisi alat agar tetap dalam keadaan baik.
Baca Juga: Pelatihan K3 Basic Fire Fighter untuk Keselamatan Kerja
“Penempatan APAR tidak boleh sembarangan. Tabung APAR sebaiknya dipasang pada dinding dengan ketinggian 120centimeter dari lantai ke tuas APAR.
Posisi ini bertujuan agar APAR tidak mengganggu aktivitas berjalan dan terhindar dari kerusakan akibat tersenggol.
Selain itu, posisi ini juga melindungi media pemadam di dalam tabung dari kelembaban yang dapat merusak/menggumpal, seperti pada media dry chemical powder,” jelas Etria.

Menurut Permenakertrans RI No 4/MEN/1980, alat pemadam api ringan harus mudah dilihat, diakses, dan diambil.
Tanda pemasangan APAR wajib dipasang 125 cm dari lantai tepat di atas alat tersebut. Jarak antar APAR minimal 15 meter, dan tabung APAR dianjurkan berwarna merah agar mudah dikenali.
Tanda pemasangan berbentuk segitiga sama sisi berwarna merah dengan tulisan dan panah putih yang jelas.

Sebagai lembaga yang fokus pada sertifikasi dan pelatihan K3, PT Davai Karya Pratama aktif mengedukasi perusahaan dan pekerja mengenai pentingnya standar keselamatan, termasuk penempatan APAR yang benar.
Achmad Rivai, direktur utama PT Davai Karya Pratama, menegaskan, “Penempatan alat pemadam api ringan yang tepat adalah kunci utama dalam mencegah kebakaran meluas.
Melalui pelatihan K3 yang kami selenggarakan, kami berkomitmen membantu meningkatkan kesadaran dan kemampuan pekerja dalam menghadapi situasi darurat dengan benar.”
Mematuhi standar penempatan alat pemadam api ringan sangat penting untuk keselamatan bersama.
Dengan penempatan yang tepat, pengguna dapat segera menemukan dan menggunakan APAR saat kebakaran terjadi, sehingga potensi kerusakan dapat diminimalisir bahkan dihindari.